Laporan US Treasury mengenai kebijaksanaan valas negara partner dagang penting AS yang dikeluarkan awal minggu ini bukanlah cuma meniadakan China dari daftar manipulator mata uang, tetapi masukkan Swiss dalam daftar monitoring.
Berarti, Washington curigai pemerintah Swiss serta bank sentralnya Swiss National Bank/SNB atas aksi kecurangan mata uang yang dipandang bikin rugi AS.
Nilai tukar mata uang memang terhitung salah satunya konsentrasi kebijaksanaan SNB, sebab status Swiss jadi negara berbasiskan export yang akan lebih diuntungkan oleh nilai tukar CHF yang lebih lemah.
Namun, sejauh ini SNB lebih fokus pada nilai tukar EUR/CHF daripada USD/CHF. Ini menyaratkan jika AS saat ini semakin lebih suka pada Franc Swiss yang lebih kuat, kata Oliver Korber, seorang ahli taktik di Societe Generale.
Bank sentra Swiss saat ini hadapi efek dimana pasar akan mengetes kapasitasnya untuk menahan animo CHF lebih jauh.
Ekspektasinya bersamaan dengan melambatnya perekonomian AS, ketertarikan pasar pada safe haven akan berkembang. JPY serta CHF seharusnya diuntungkan oleh arus ini, terutamanya jadi lebih kuat pada USD.
Ada tiga persyaratan yang dipakai oleh US Treasury untuk tentukan apa satu negara adalah manipulator mata uang ataulah bukan.
Pertama, negara itu punya surplus perdagangan lebih dari USD20 Miliar dengan AS. Ke-2, negara itu punya surplus neraca transaksi berjalan lebih dari 2 % dari GDP.
Ke-3, negara itu sudah lakukan pembelian valas sama dengan 2 % GDP dalam periode 12 bulan. Jika satu negara sudah penuhi ketiganya, karena itu negara itu terancam dikenai sangsi berbentuk kenaikan biaya import atau yang lain. Sekarang, Swiss sudah penuhi dua persyaratan paling dahulu.
