Inflasi harga konsumen Singapura baru-baru ini mengalami penurunan drastis di bulan November ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir. Dengan sebagian besar hal ini terjadi, karena inflasi transportasi pribadi yang lebih rendah. Laporan ini berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Moneter Singapura dan Kementerian Perdagangan dan Industri mengungkapkan pada hari Selasa.
Data resmi lainnya juga memberikan laporan bahwa produksi industri mengalami peningkatan untuk bulan kedua secara beruntun di bulan November. Indeks harga konsumen juga mengalami kenaikan sebesar 3.6% dari tahun ke tahun di bulan November. Ini bisa dianggap terjadi lebih lambat dari kenaikan 4.7% di bulan Oktober.
Penurunan Inflasi Singapura ke Level Terendah
Sehingga dari sini, para ekonom langsung memprediksi bahwa tingkat inflasi akan mengalami penurunan menjadi 3.8%. Untuk kemudian, ini bisa dianggap sebagai tingkat inflasi terlemah yang terjadi sejak bulan Oktober 2021. Khususnya ketika harga-harga mengalami kenaikan sebesar 3.2 persen.
Sedangkan untuk Inflasi inti mengalami penurunan tipis menjadi 3.2 persen dari 3.3 persen pada bulan Oktober. Hal ini disebabkan, karena kenaikan harga yang lebih lambat pada harga ritel dan barang lainnya seperti makanan, listrik sampai gas.
Inflasi transportasi pribadi menurun secara signifikan menjadi 4.2% di bulan November dari 11.7% di bulan Oktober, didorong oleh kenaikan harga mobil yang lebih lambat. Inflasi ritel dan barang-barang lainnya turun menjadi 1.0% dari 1.6%, dan inflasi makanan sedikit melemah menjadi 4.0% dari 4.1%.
Bulan ke bulan, harga konsumen inti mengalami kenaikan tipis sebesar 0.1 persen di bulan November. Sedangkan untuk masalah harga konsumen secara keseluruhan mengalami penurunan tipis sebesar 0.2 persen.