Analisis mingguan USD/IDR di bawah ini di buat berdasar pada harga penutupan pasar untuk akhir minggu lalu 2 Juni 2017, serta ditujukan jadi referensi untuk trading periode menengah serta panjang.
Tinjauan fundamental
Rupiah bergerak dalam range yang sempit serta ditutup pada level 13301.00 lawan USD minggu lantas, melemah tipis dibanding penutupan minggu terlebih dulu yang 13294.00. Dari dalam negeri, data inflasi yang tambah baik dari mulanya tidak menolong penguatan Rupiah.
Minggu ini diprediksikan Rupiah akan condong menguat sesudah launching data tenaga kerja AS akhir minggu lalu tidak sesuai harapan. Data utama dari dalam negeri yaitu cadangan devisa bulan Mei yang diperkirakan bakal kembali naik.
Di akhir perdagangan minggu lalu, USD/JPY di tutup pada 110,40, nyaris diatas level paling rendah bulan Mei di 110. 23. Pasanga itu nyaris melemah sebesar 100 point, menyusul dirilisnya dari laporan ketenagakerjaan AS yang tidak sesuai harapan.
Dipekan lalu, tindakan jual Dollar berlangsung. Laporan jelek NFP sudah menyelamatkan Aussie, walau mata uang ini masih tetap terbebani oleh rendahnya harga minyak serta harga bijih besi, di samping data China yang jelek, yang menghadapi keinginan product Australia yang terbatas. Di hari yang akan datang Reserve Bank of Australia bakal mempunyai kebijakan moneternya, sekaligus bakal melaunching angka PDB Q1-nya.
Harga emas melonjak, sesudah Dollar terkontaminasi oleh lemahnya data tenaga kerja AS, yang meliputi, Non Farm Payroll, penambahan gaji per jam atau average hourly earnings, serta tingkat pengangguran. Data tenaga kerja jadi satu diantara sentimen yang dinanti pasar karna jadi referensi Federal Reserve dalam tingkatkan suku bunga.
Diprediksikan, harga emas belum bakal mengilap cepat dikarenakan pasar masih tetap menghadapi kenaikan suku bunga AS dalam FOMC, pada 14 Juni 2017. Di mana probabilitas penambahan Fed Fund Rate (FFR) hingga minggu lalu, terlihat masih tetap cukup besar, yakni pada kisaran 70% hingga 80%.
