Suport publik untuk memakzulkan Donald Trump terus bertambah sepanjang beberapa minggu paling akhir.
Ini berlangsung pada saat komite DPR AS membuat sidang pemakzulan yang ditayangkan di tv.
Menurut jajak opini yang dikerjakan Reuters serta Ipsos tunjukkan jika 47% orang dewasa di Amerika Serikat merasakan Trump memang seharusnya dimakzulkan.
Sesaat cuma 40% responden yang menjelaskan ketidaksetujuannya atas pemakzulan Trump.
Jika digabungkan dengan poling Reuters serta Ipsos sepanjang beberapa minggu paling akhir, tunjukkan jika jumlahnya orang Amerika yang ingin memakzulkan presiden makin melewati jumlahnya masyarakat yang menampik pemakzulan.
Pas sebelum sidang diawali pada 13 November lalu, jajak opini Reuters serta Ipsos temukan jika suport bersih untuk pemakzulan, yang disebut beda di antara jumlahnya yang memberi dukungan pemakzulan serta jumlahnya yang melawan, ialah 3 point prosentase.
Rasio ini selanjutnya bertambah jadi 4 point sesudah minggu pertama audiensi, dan jadi 5 point saat minggu ke-2 audiensi diawali.
Jajak opini paling baru tunjukkan jika suport bersih untuk pemakzulan sekarang ada di level 7 point.
Penyidikan sendiri berpusat pada panggilan telephone pada 25 Juli dimana Trump minta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidik capres dari Partai Demokrat, Joe Biden serta putranya, Hunter Biden.
Dan teori konspirasi yang dipropagandakan oleh Trump jika Ukraina, ikut serta dalam pemilu presiden AS pada 2016 kemarin.
Partai Demokrat menuduh Trump salah gunakan kekuasaannya dengan meredam pertolongan keamanan sejumlah US$ 391 juta buat mendesak sekutu AS untuk ikut serta dalam penentuan Amerika dengan menggali keburukan dari musuh politiknya.
Bila pasal-pasal pemakzulan di setujui oleh Dewan yang dikendalikan Partai Demokrat, karena itu dewan Senat yang dikontrol oleh Partai Republik akan mengadakan pengadilan mengenai apa akan memberi hukuman Trump serta menurunkannya dari jabatan.
Partai Republik sendiri sudah tunjukkan cenderung untuk keluarkan Trump, yang sekarang sedang siap-siap ke arah pemilu 2020.
