Pasangan GBP/USD anjlok diposisi 0.3 % sampai sampai posisi 1.2791 paling rendah semenjak tanggal 11 Februari kemarin.
Sterling melemah pada mata uang pesaingnya lain memasuki sesi perdagangan hari Kamis 16/5, sebab probabilitas berlangsungnya No-Deal Brexit kembali bertambah bersamaan dengan semakin besarnya desakan pada Theresa May untuk mengundurkan diri .
Bahkan juga, GBP/JPY sudah jatuh ke posisi paling rendah semenjak Januari dibawah ujung 140.00, sebab tingginya arus investor yang pilih untuk menghindarkan resiko politik Inggris.
Di hari Rabu malam, PM Theresa May menginformasikan jika dia akan membawa kembali draft kesepakatan brexit EU Withdrawal Agreement ke meja voting parlemen pada tanggal 4 atau 5 Juni akan datang.
Walau sebenarnya, draft yang diserahkan itu peluang akan sama juga dengan draft yang sudah tidak diterima 3x oleh Parlemen Inggris serta mungkin saja akan tidak diterima.
Usahanya untuk memperoleh suport penambahan dari kelompok oposisi juga selesai percuma sebab perwakilan partai Labour terus-terusan menampik berkompromi.
Seterusnya, PM Theresa May akan bertemu dengan Komite 1922, yaitu sekumpulan anggota parlemen Inggris dari partai Konservatif yang tidak masuk jadi sisi dari kabinet pemerintahannya.
Dalam pertemuan itu, May direncanakan akan merayu mereka supaya memberi dukungan pengesahan EU Withdrawal Agreement, sekaligus juga melawan pilihan penting tentang lanjutan kepemimpinannya.
Justin McQueen dari DailyFX mencatat, Hari ini Theresa May berjumpa dengan Komite 1922, dimana dia melawan dua pilihan. Pertama, mengendalikan sendiri agenda pengunduran dianya. Atau ke-2, melihat Komite 1922 memastikan tanggal pengunduran diri baginya.
Sekalinya kalau PM May sukses menjaga tempatnya dalam pertemuan ini hari, dia masih tidak dapat menghindarkan intimidasi mosi tidak yakin bila voting ke empat atas EU Withdrawal Agreement selesai dengan kegagalan pada awal Juni.
Ditengah-tengah beberapa kegelisahan itu, aktor pasar cemas jika skenario No-Deal Brexit jadi tidak terhindar waktu jatuhnya deadline di akhir Oktober akan datang.
Peluang brexit-nya GBP makin lebih buruk, kata analis dari Citi dalam catatan yang dikirim buat klien-kliennya belakangan ini.
Bank terpenting itu mengutarakan juga jika mereka melihat banyak lubang dalam mata uang ini, terutamanya pada Euro, Franc Swiss, serta Yen Jepang.