DXY ketahan di rata-rata 98.00 dalam perdagangan awal minggu ini 7/10, sesaat beberapa aktor pasar memonitor beberapa skenario berkaitan perundingan dagang AS dengan China dalam beberapa waktu ke depan.
Depresiasi Greenback sepanjang lima hari berturut-turut berlangsung sebab jeleknya data-data ekonomi serta kecemasan pasar tentang hasil perundingan dagang itu.
Beberapa petinggi tinggi AS serta China akan kembali bertemu untuk membicarakan permasalahan perselisihan perdagangan mulai ini hari sampai Jumat.
Pada tanggal 15 Oktober akan datang, AS akan meningkatkan biaya dari 25 % jadi 30 % pada USD250 Miliar export dari China, jika belum terwujud persetujuan yang memberi kepuasan di antara kedua pihak.
Tetapi, laporan berita Bloomberg yang dikeluarkan hari Minggu lalu justru meyebutkan jika beberapa petinggi China sudah mempersempit ruangan cakupan yang akan dirundingkan minggu ini.
China konon malas membahas permasalahan bantuan beberapa industri serta beberapa ketentuan non-tarif yang menghambat perusahaan asing untuk dibangun dengan gampang di China.
Walau sebenarnya, ke-2 point itu adalah banyak hal yang dipandang tidak adil oleh Presiden AS Donald Trump.
Semestinya tidak mengagetkan jika China menampik untuk mengulas mode ekonomi strukturalnya:
Ini ialah suatu hal yang sudah saya ulangilah berulang-kali, serta berikut fakta penting kenapa kita tidak memprediksi satu persetujuan riil akan terwujud, kata Michael Every, seseorang ahli di Rabobank.
Perang dagang yang berlarut-larut tidak cuma menghalangi perkembangan ekonomi China, tetapi menyulitkan perekonomian AS.
Rangkaian laporan yang dikeluarkan minggu lalu sudah tunjukkan penurunan bidang manufaktur, berkurangnya pergerakan ekspansi bidang non-manufaktur, serta mengganggu pasar tenaga kerja.
Jika kondisi ini terus bersambung, karena itu bank sentra AS Federal Reserve diyakinkan akan memotong suku bunga dalam tahun ini.
Dolar AS sudah kuat moderat sepanjang session perdagangan Asia, di dukung oleh menyusutnya optimisme sekitar perundingan AS dengan China minggu ini.
Dolar AS ikuti revisi turun minggu lalu, digerakkan oleh data ekonomi AS yang lebih lemah dari harapan, kata Lee Hardman dari MUFG.
Kelemahan yang lebih kronis dalam pasar tenaga kerja AS, diikuti dengan pemotongan suku bunga Fed yang lebih agresif, akan dibutuhkan untuk menyebabkan penurunan kemampuan Dolar AS yang lebih berkepanjangan.
Hardman memberikan tambahan, Ada beberapa kelegaan waktu launching data ketenagakerjaan AS itu, sebab laporan ketenagakerjaan non-pertanian tidak seburuk yang di kuatirkan oleh beberapa golongan.
Tersingkap jika perkembangan pekerjaan swasta non-pertanian bertambah 114k pada bulan September, ikuti data periode awalnya yang direvisi naik jadi 122k.
Tetapi jika trend pelemahan itu bersambung sampai enam bulan ke depan, karena itu bisa menjadi makin mencemaskan buat Fed serta Dolar AS.