Keinginan minyak global pada kuartal ke-3 2019 tumbuh sebesar 1,1 juta barel /hari, lebih dari 2 kali lipat dari 435.000 barel /hari pada kuartal awalnya.
Demikian berdasar laporan paling baru dari Tubuh Daya Internasional IEA. China ialah kontributor paling besar, dengan keinginan bertambah sebesar 640.000 barel /hari tahun-ke-tahun.
Laporan instansi daya yang diawasi dengan jeli memproyeksikan pemercepatan tahun-ke-tahun dalam perkembangan global sebesar 1,9 juta barel /hari untuk kuartal paling akhir tahun ini 2019.
Suplai tumbuh 1,5 juta barel /hari pada Oktober sebab produksi Arab Saudi jadi normal, sesaat Norwegia, Kanada, serta AS lihat penambahan yang riil.
Produksi minyak mentah OPEC sampai 29,9 juta barel /hari, turun 2,5 juta dari periode yang sama tahun kemarin.
IEA menunjuk lambannya kegiatan pengilangan di tiga kuartal pertama 2019 sebab berperan pada penurunan keinginan minyak mentah 300.000 barel /hari tahun-ke-tahun.
Badan itu menginginkan keinginan minyak mentah pada 2019 keseluruhannya alami penurunan untuk yang pertama waktu semenjak 2009.
Minyak mentah berjangka sudah rebound sedikit dari penurunan tajam pada bulan Agustus, serta di hari Jumat ICE Brent Crude diperjualbelikan naik 12,9% semenjak awal tahun di seputar US$62,45 per barel.
WTI berdiri pas dibawah US$57 per barel, naik seputar 16,5% pada tahun ini.
IEA menjelaskan beberapa angka paling baru menyorot bertambahnya ketimpangan di antara pasar minyak yang tenang ini hari serta bertambahnya kemelut geopolitik.
Ketenangan di dukung oleh pasar yang dipasok secara baik serta inventaris yang tinggi.
Ini bisa bersambung sampai 2020 sebab beberapa negara non-OPEC akan tingkatkan produksinya sebesar 2,3 mb/d, kata laporan itu.
AS akan pimpin, dan juga akan ada perkembangan yang relevan dari Brasil, Norwegia, serta barel dari produsen baru, Guyana.
Mengonsumsi minyak OECD menurun 590.000 barel /hari tahun-ke-tahun pada Agustus sebelum naik 540.000 barel /hari pada September, kenaikan tahun-ke-tahun paling besar dalam hampir 12 bulan.
Tetapi keseluruhannya, keinginan OECD berkontraksi untuk kuartal ke empat beruntun, dengan Jepang tunjukkan penurunan paling tajam pada 145.000 barel /hari.