Harga minyak naik terus pada Kamis 09/09 pagi di Asia tapi siap-siap untuk mencatat rugi mingguan 1% lebih.
Investor menyimak keputusan China untuk melepas minyak mentah dari suplai cadangan taktiksnya dan peringatan pengurangan pemasaran ticket dari beberapa maskapal penerbangan AS.
Harga minyak Brent naik 0,59% di $71,87 per barel jam 11.10 WIB dan harga minyak WTI naik 0,44% di $68,44 per barel.
Baik Brent dan WTI berjangka capai tingkat paling rendah 26 Agustus pada hari Kamis.
Pada Hari Kamis akan melepas cadangan minyak mentah ke pasar lewat lelang khalayak.
Pelepasan itu, yang disampaikan sebagai yang pertama kalinya dilaksanakan, mempunyai tujuan untuk kurangi penekanan ongkos bahan baku yang tinggi pada penyulingan lokal.
Itu muncul karena perusahaan besar China harus menukar suplai yang dibeli untuk pemuatan September dan Oktober dari Royal Dutch Shell LON:RDSa Plc di Teluk Meksiko AS, kata seorang riset ke Reuters.
Shell, produsen minyak paling besar di teritori itu, mau tak mau menggagalkan beberapa pemesanan ekspedisi export karena rekondisi dari Badai Ida masih melamban.
Nyaris 1,4 juta barel setiap hari bph produksi minyak terlepas pantai di Teluk Meksiko masih tetap ditutup dan 1 juta bph kemampuan penyulingan masih tetap belum bekerja.
Itu bukan berita baik disamping keinginan, karena maskapal penerbangan AS mengingatkan keinginan yang melamban, kata riset ANZ Research dalam catatan.
Maskapal itu yakni American Airlines NASDAQ:AAL, United Airlines Holdings Inc. NASDAQ:UAL, Delta Airlines Inc. NYSE:DAL, Southwest Airlines NYSE:LUV dan JetBlue Airways NASDAQ:JBLU.
Perusahaan-perusahaan ini memberikan laporan mengalami penurunannya pemasaran ticket dan memotong prediksi penghasilan karena COVID-19 masih tetap jadi teror untuk rekondisi industri perjalanan.
Saat itu, data suplai minyak mentah AS dari Badan Info Energi AS pada hari Kamis memperlihatkan pengurangan sekitar 1,529 juta barel.
Prediksi yang dipersiapkan oleh Investing.com sudah memprediksi pengurangan sekitar 4,612 juta barel, sementara pengurangan 7,169 juta barel terdaftar selama minggu kemarin.
Data suplai minyak mentah dari American Petroleum Institute API satu hari yang sebelumnya memperlihatkan pengurangan sekitar 2,882 juta barel.